Hakikat Belajar dan Pembelajaran
A.
Pengertian Belajar
Menurut kamus bahasa Indonesia,
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Pengertian belajar yang diberikan
oleh para ahli sangat beragam. Hal ini ditentukan oleh disiplin ilmu mereka
masing-masing dan filsafat yang menjadi dasar pemikiran mereka. Berikut
defenisi belajar yang diberikan oleh para ahli.
1. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli dalam
Negeri
-Thursan Hakim menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di
dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan
lain-lain kemampuan.
-Ngalim Purwanto, (1992 : 84)
mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman
-Moh. Surya (1997) : “belajar dapat
diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman
individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
-M. Sobry Sutikno mengemukakan,
belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
2. Pengertian Belajar menurut Para Ahli Luar Negeri
-Menurut Skinner yang di kutip oleh
Dimyati dan Mudjiono dalam bukunya yang berjudul Belajar dan pembelajaran,
bahwa belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta
melalui proses tingkah laku.
- Gagne seperti yang di kutip oleh
Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya,
memberikan dua definisi belajar, yaitu:
1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
diperoleh dari instruksi.
-Menurut Hilgard dan Bower dalam
bukunya Theories of Learning yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, belajar
berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi
tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu
situasi.
-Robert. M. Gagne dalam bukunya : The Conditioning of learning
mengemukakan bahwa : Learning is a change in human disposition or capacity,
wich persists over a period time, and wich is not simply ascribable to process
of growth ; Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia
setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses
pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan, bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor
dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi. Dalam
teori psikologi konsep belajar Gagne ini dinamakan perpaduan antara aliran
behaviorisme dan aliran instrumentalisme.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa belajar
adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus
menerus dengan lingkungannya.
B. Ciri-ciri Belajar
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang
spesifik. Karakteristik perilaku belajar ini dalam beberapa pustaka rujukan,
antara lain Psikologi Pendidikan oleh Surya (1982), disebut juga sebagai
prinsip-prinsip belajar. Di antara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi Karakteristik
perilaku belajar yang terpenting adalah:
1.Perubahan yang disadari
dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang
terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan.
Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa
dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin
bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia
mengikuti suatu proses belajar
2.Perubahan yang
berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan
atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari
pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga,
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi
dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya ”.
3.Perubahan yang fungsional
Setiap perubahan perilaku
yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang
bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang
4. Perubahan yang bersifat
positif dan aktif
Perubahan perilaku yang
terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan. Hal ini juga
bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan dan individu
yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan, yakni diperolehnya
sesuatu yang baru (seperti pemahaman dan keterampilan baru) yang lebih bak dari
pada apa yang telah ada sebelumnya. Adapun perubahan aktif artinya tidak
terjadi dengan sendirinnya seperti proses kematangan (misalnya, bayi yang bisa
merangkak setelah bisa duduk), tetapi karena usaha siswa itu sendiri.
5. Perubahan yang bersifat
pemanen.
Perubahan perilaku yang
diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat
dalam dirinya. Misalnya, mahasiswa belajar mengoperasikan komputer, maka
penguasaan keterampilan mengoperasikan komputer tersebut akan menetap dan
melekat dalam diri mahasiswa tersebut.
6. Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai,
baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya,
seorang mahasiswa belajar psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam
panjang pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan
tentang psikologi pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan
memperoleh nilai A. Sedangkan tujuan jangka panjangnya dia ingin menjadi guru
yang efektif dengan memiliki kompetensi yang memadai tentang Psikologi
Pendidikan. Berbagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut.
C. Jenis - jenis belajar menurut para
ahli
a. Menurut Robert M. Gagne
Manusia memilki beragam potensi,
karakter, dan kebutuhan dalam belajar. Karena itu banyak tipe-tipe belajar yang
dilakukan manusia. Gagne mencatat ada delapan tipe belajar:
1. Belajar isyarat (signal learning). Menurut Gagne, ternyata tidak
semua reaksi sepontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan
respon.dalam konteks inilah signal learning terjadi. Contohnya yaitu seorang
guru yang memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh
tangan diangkat kemudian diturunkan.
2. Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respon yang
tepat terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan
(reinforcement) sehingga terbentuk perilaku tertentu (shaping). Contohnya yaitu
seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau gambaran tentang sesuatu
yang kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru member pertanyaan kemudian murid
menjawab
3. Belajar merantaikan (chaining). Tipe ini merupakan belajar dengan
membuat gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak
dalam urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari atau senam yang dari
awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya.
4. Belajar asosiasi verbal (verbal Association). Tipe ini merupakan
belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang
atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat. Contohnya
yaitu Membuat langkah kerja dari suatu praktek dengan bntuan alat atau objek
tertentu. Membuat prosedur dari praktek kayu.
5. Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar ini memberikan
reaksi yang berbeda–beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu
seorang guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata atau
benda yang mempunyai jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi masih dalam
satu bagian dalam jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah bentuk (kubus)
siswa menerka ada yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus,
dsb.
6. Belajar konsep (concept learning). Belajar mengklsifikasikan
stimulus, atau menempatkan obyek-obyek dalam kelompok tertentu yang membentuk
suatu konsep. (konsep : satuan arti yang mewakili kesamaan ciri). Contohnya
yaitu memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek atau juga teori. Memahami
prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau konsep dalam kuliah mekanika
teknik.
7. Belajar dalil (rule learning). Tipe ini meruoakan tipe belajar untuk
menghasilkan aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan beberapa konsep.
Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam bentuk kalimat. Contohnya
yaitu seorang guru memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas
yang merupakan kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman diberikan supaya siswa
tidak mengulangi kesalahannya.
8. Belajar memecahkan
masalah (problem solving). Tipe ini merupakan tipe belajar yang menggabungkan
beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaedah yang lebih
tinggi (higher order rule). Contohnya yaitu seorang guru memberikan kasus atau
permasalahan kepada siswa-siswanya untuk memancing otak mereka mencari jawaban
atau penyelesaian dari masalah tersebut
b. Penggabungan Dari Tiga Ahli
(A. De Block, Robert M. Gagne, C. Van Parreren)
1. Belajar arti kata-kata. Belajar
arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung
dalam kata-kata yang digunakan.
2. Belajar Kognitif. Tak dapat
disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental. Objek-objek
yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau
lambang yang merupakan sesuatu bersifat mental.
3. Belajar Menghafal. Menghafal
adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan, sehingga
nantinya dapat diproduksikan {diingat} kembali secara harfiah, sesuai dengan
materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu bila
diperlukan dapat diingat kembali kealam dasar.
4. Belajar Teoritis. Bentuk belajar
ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta {pengetahuan} dalam suatu
kerangka organisasi mental, sehingga dapat difahami dan digunakan untuk
memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah.
5. Belajar Konsep. Konsep atau
pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai
ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi
terhadap objek-objek yang dihadapinya, sehingga objek ditempatkan dalam
golongan tertentu.
6. Belajar Kaidah. Belajar kaidah
{rule} termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual {intellectual skill},
yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih
dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang mereprensikan suatu
keteraturan.
7. Belajar Berpikir. Dalam belajar
ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan, tetapi tanpa
melalui pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan.masalah harus dipecahkan
melalui operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta
metode-metode bekerja tertentu.
c. Menurut UNESCO
UNESCO telah mengeluarkan kategori
jenis belajar yang dikenal sebagai empat pilar dalam kegiatan belajar ( A.
Suhaenah Suparno, 2000 ) :
1. Learning to know. Pada Learning to know ini terkandung makna
bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga aspek : apa yang dipelajari,
bagaimana caranya dan siapa yang belajar.
2. Learning to do. Hal ini dikaitkan dengan dunia kerja, membantu
seseorang mampu mempersiapkan diri untuk bekerja atau mencari nafkah. Jadi
dalam hal ini menekankan perkembangan ketrampilan untuk yang berhubungan dengan
dunia kerja.
3. Learning to live together. Belajar ini ditekankan seseorang/pihak
yang belajar mampu hidup bersama, dengan memahami orang lain, sejarahnya,
budayanya, dan mampu berinteraksi dengan orang lain secara harmonis.
4. Learning to be. Belajar
ini ditekankan pada pengembangan potensi insani secara maksimal. Setiap
individu didorong untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Dengan learning
to be seseorang akan mengenal jati diri, memahami kemampuan dan kelemahanya
dengan kompetensi-kompetensinya akan membangun pribadi secara utuh.
D. PENGERTIAN PEMBELAJARAN
Istilah pembelajaran berhubungan erat
dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran
terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan
mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal
yang guru lakukan di dalam kelas.
A. Pengertian pembelajaran menurut
kamus bahasa Indonesia :
Pembelajaran adalah proses, cara
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
B. Pengertian pembelajaran menurut
beberapa ahli :
1. Duffy dan Roehler (1989).
Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan
pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
2. Gagne dan Briggs (1979:3).
Mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian
peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
3. Undang-Undang No. 23 Tahun 2003
Tentang SISDIKNAS Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
E. CIRI - CIRI PEMBELAJARAN
Ciri-ciri pembelajaran sebagai
berikut :
1. merupakan upaya sadar dan
disengaja
2. pembelajaran harus membuat siswa
belajar
3. tujuan harus ditetapkan terlebih
dahulu sebelum proses dilaksanakan
4. pelaksanaannya terkendali, baik
isinya, waktu, proses maupun hasilnya
F. TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
1. TUJUAN BELAJAR
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil
belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan tugas belajar, yang
umumnya meliputi pengetahuan,keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang
diharapkan tercapai oleh siswa. tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai
tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses
belajar.
Benyamin S Bloom, menggolongkan
bentuk tingkah laku sebagai tujuan belajar atas tiga ranah, yakni:
1)
Ranah kognitif berkaitan dengan
perilaku yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah.
Ranah kognitif menurut Bloom, et.al (Winkel, 1999; Dimyati & Modjiono,
1994) dibedakan atas 6 tingkatan dari yang sederhana hingga yang tinggi, yakni:
a.
Pengetahuan (knowledge), meliputi
kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam
ingatan.
b. Pemahaman (comprehension), meliputi kemampuan
menangkap arti dan makna dari hal yang
dipelajari. Ada tiga subkategori dari pemahaman, yakni:
i.
Translasi, yaitu kemampuan mengubah
data yang disajikan dalam suatu bentuk ke dalam bentuk lain.
ii.
Interpretasi, yaitu kemampuan
merumuskan pandangan baru
iii.
Ekstrapolasi, yaitu kemampuan meramal
perluasan trend atau kemampuan meluaskan trend di luar data yang diberikan
c. Penerapan
(aplication), meliputi kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata
dan baru.
d. Analisis
(analysis), meliputi kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga
struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
Analisis
dapat pula dibedakan atas tiga jenis, yakni:
-
Analisis elemen, yaitu kemampuan mengidentifikasi dan merinci
elemen-elemen dari suatu masalah atau dari suatu bagian besar.
-
Analisis relasi, yaitu kemampuan mengidentifikasi relasi utama antara
elemen-elemen dalam suatu struktur.
-
Analisis organisasi, yaitu kemampuan mengenal semua elemen dan relasi
dari struktur kompleks.
e. Sintesis
(synthesis), meliputi kemampuan membentuk suatu pola baru dengan memperhatikan
unsur-unsur kecil yang ada atau untuk membentuk struktur atau sistem baru. Dilihat
dari segi produknya, sintesis dapat dibedakan atas:
-
Memproduksi komunikasi unik, lisan atau tulisan
-
Mengembangkan rencana atau sejumlah aktivitas
-
Menurunkan sekumpulan relasi-relasi abstrak
f. Evaluasi
(evaluation), meliputi kemampuan membentuk pendapat tentang sesuatu atau
beberapa hal dan pertanggungjawabannya berdasarkan kriteria tertentu.
2) Ranah
afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, minat, aspirasi dan penyesuaian
perasaan sosial.
3) Ranah
psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang
bersifat manual dan motorik.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran pada hakekatnya
mempunyai kedudukan yang sangat penting. Tujuan pembelajaran ini merupakan
landasan bagi:
a. Penentuan isi (materi) bahan ajar.
b. Penentuan dan pengembangan strategi
pembelajaran.
c. Penentuan dan pengembangan alat
evaluasi.
Tujuan pembelajaran dapat
diklasifikasikan atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum adalah
pernyataan umum tentang hasil pembelajaran yang diinginkan yang mengacu pada
struktur orientasi, sedangkan tujuan khusus adalah pernyataan khusus tentang
hasil pembelajaran yang diinginkan yang mengacu pada konstruk tertentu.
Tujuan umum pembelajaran dapat
dibedakan atas:
1. Tujuan yang bersifat orientatif, dapat
diklasifikasikan pula atas 3 tujuan, yakni:
a) Tujuan orientatif konseptual
Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa memahami
konsep-konsep penting yang tercakup dalam suatu bidang studi.
b) Tujuan orientatif prosedural
Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa belajar
menampilkan prosedur.
c) Tujuan orientatif teoritik
Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa memahami
hubungan kausal penting yang tercakup dalam suatu bidang studi.
2. Tujuan pendukung dapat diklasifikasikan
menjadi 2 tujuan, yakni:
a) Tujuan pendukung
prasyarat, yaitu tujuan pendukung yang menunjukkan apa yang harus diketahui
oleh siswa agar dapat mempelajari tugas yang didukungnya.
b) Tujuan pendukung konteks,
yaitu tujuan pendukung yang membantu menunjukkan konteks dari suatu tujuan
tertentu dengan tujuan yang didukungnya.
Selain tujuan umum dan tujuan khusus di atas, terdapat pula tujuan
pembelajaran yang lain yaitu untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa.